Sabtu, 25 Desember 2010

Menara Eiffel versus Super Steel

Apa jadinya bila Gustave Eiffel terlambat lahir 100 tahun dan baru memutuskan untuk membangun menara Eiffel hari ini , bukan di tahun 1887 silam? Jawaban yang mungkin adalah, dengan mengkonsumsi baja dengan bobot yang sama dengan Eiffel tahun 1887 yaitu sekitar 7300 ton , menara Eiffel baru ini akan menjadi 2 kali lebih tinggi dari aslinya, yaitu 600 meter. Atau apabila Gustave Eiffel bersikukuh ingin membangun dengan ketinggian 324 meter saja ( karena ukuran dan keindahannya maching dengan kota Paris ) maka ia cukup mengkonsumsi baja hanya setengahnya saja yaitu sekitar 4000 ton.

Jawaban itu bukanlah tebakan semata, tapi sudah menjadi realitas saat ini . Menara Eiffel yang asli tetap berdiri megah di kota Paris dengan ketinggian 324 meter. Adalah Seorang pengusaha Jepang bernama Hisakichi Maeda yang pada tahun 1958 terobsesi untuk membangun kembaran menara Eiffel sebagai lambang supremasi kemajuan kota Tokyo saat itu. “ Dengan kemajuan teknologi, membangun menara baja dengan ketinggian di atas 300 meter adalah hal yang mudah” kata Maeda. Dan ternyata memang benar, beruntunglah Maeda yang baru membangun Tokyo Tower di tahun 1958. Tidak seperti Gustave Eiffel yang ketika membangun menara Eiffel kemampuan manusia membuat besi hanya sebatas menghasilkan wrought iron , yaitu jenis baja awal yang diproses dengan sangat sederhana karena keterbatasan ilmu dan teknologi saat itu.Wrougth iron sebetulnya merupakan jenis baja karena sudah bisa dibentuk dan bukan jenis besi yang keras, tetapi orang –orang saat itu menyebutnya iron atau besi. Wrought iron memiliki kekuatan tarik hanya 200 Mpa. Dengan kekuatan seperti itu sangat wajar bila untuk membangun menara setinggi 324 meter dengan jenis self-supporting steel structure yaitu struktur bangunan baja 100 % tanpa bantuan bahan lain , dibutuhkan 7300 ton baja.

Tetapi bagi Maeda, saat membangun Tokyo Tower yang ternyata lebih tinggi 9 meter dibanding menara Eiffel, yaitu 333 meter, sudah tersedia teknologi pembuatan baja yang mampu membuat structural steel dengan kekuatan tarik yang dua kali lebih kuat dibanding wrought iron, yaitu 400 Mpa. , kuat maka jadi ringan ( strength-to-weight ratio )Hal ini membuat para insiyur sipilnya mendisain menara menggunakan bahan bahan baja dengan ketebalan yang lebih tipis dibanding menara Eiffel. Apabila menggunakan baja dengan kekuatan tinggi, maka untuk mendapat kekuatan tertentu akan dibutuhkan baja dengan ketebalan yang lebih tipis bila dibandingkan menggunakan baja dengan kekuatan yang lebih rendah, sehingga konsumsi baja menjadi lebih rendah dan bobot menara secara keseluruhan menjadi lebih ringan. Dengan baja yang kuat, berat menara bisa diturunkan sekitar 50 % tanpa kehilangan kekuatan dan keamanannya.Hal ini dapat menghasilkan efesiensi pemakaian material baja.Dan alhasil, Tokyo tower dengan ketinggian 333 meter dapat dibangun ‘hanya’ menggunakan 4000 ton baja saja.

Bagaimana dengan menara -menara baja yang dibangun sekarang dimana kekuatan tarik baja bisa mencapai 800 Mpa ( seperti HT800 ) atau sering disebut “Super Steel “. Menurut perhitungan teoritis bisa dibangun menara baja dengan ketinggian diatas 1500 meter. Secara aktual memang belum ada menara baja setinggi itu,tapi tunggu saja di tahun 2011 nanti,sebuah proyek yang disebut ”the rising-east project” berencana membangun New Tokyo Tower dengan ketinggian 610 meter di tengah kota Tokyo.
Sumber : http://ronne-hendrajaya.blogspot.com/